Mahasiswa merupakan elemen penting dan memiliki peran yang signifikan dalam perkembangan zaman dan kemajuan sebuah negara dan peradaban.
![]() |
Mahasiswa merupakan kaum muda yang memiliki peran signifikan dalam membangun peradaban bangsa. Bung Karno sebagai Founding Father atau Bapak Bangsa Indonesia pernah mengatakan, “Beri aku 10 orang pemuda, maka akan kuguncangkan dunia”
Ilustari Mahasiswa/Shutterstock |
Opini, Setaranews.com - Mahasiswa merupakan seorang pelajar yang dilatih
dan terlatih untuk selalu kritis dalam menghadapi setiap persoalan yang ada.
Di kampus mahasiswa di ajarkan untuk selalu
sensitif dan melek pada setiap permasalah yang berkembang dan terjadi, mulai
dari permasalah mahasiswa itu sendiri, organisasi, sosial, bahkan peradaban
sebuah bangsa.
Mahasiswa merupakan elemen penting dan memiliki
peran yang signifikan dalam perkembangan zaman dan kemajuan sebuah negara dan
peradaban. Membahas tentang peradaban bangsa berarti juga menyinggung pelaku
peradabannya.
Dalam dinamika pradaban bangsa Indonesia tidak bisa
dipungkiri bahwa mahasiswa adalah salah satu pelopor pembangunnya. Kenapa
demikian, karena ini merupakan bentuk peranan mahasiswa sebagai generasi garda
terdepan yang akan menentukan bagaimana bangsa ini kedepannya
Mahasiswa Milenial
Menurut Wikipedia, generasi muda saat ini atau
sering juga disebut “Generasi Y” atau “Milenials” adalah kelompok orang yang
lahir setetelah Generasi X, yaitu orang-orang yang lahir pada kisaran tahun
1980-2000.
Jika diperhitungkan berarti Generasi Milenials
adalah orang – orang yang saat ini berumur pada 17-37 tahun. Tentunya jika kita
perhatikan pelajar atau mahasiswa saat ini sudah dipastikan termasuk dalam
Generasi Milenials atau Mahasiswa Milenial.
Di Indonesia sendiri tercatat ada 81 juta yang
merupakan generasi Milenials dari jumlah 255 juta penduduk yang telah tercatat.
Jadi jika anda seorang pengajar, dosen atau akademika kampus, tentu anda harus
faham tetang istilah milenial, karena mahasiswa anda saat ini adalah generasi
milenial atau yang disebut: Mahasiswa Milenial.
Peranan Mahasiswa Milenial
Sebagai titik tertinggi, mahasiswa harus memiliki
pemikiran kritis dan peka terhadap masalah apa yang dihadapi dan sedang terjadi
di masyarakat, kemudian menyampaikan pendapatnya dan turut berpartisipasi atau
terjun langsung dalam mengatasi permasalahan tersebut.
Sehingga dengan melakukan hal tersebut sebagai
mahasiswa juga turut berperan dalam perkembangan peradaban di masa yang akan
datang. Mahasiswa milenial memiliki perananan sangat vital yang akan menentukan
bangsa ini kedepannya.
Peran mahasiswa paling dibutuhkan, karena mereka
adalah ujung tombak perubahan yang peduli terhadap bangsa maupun daerahnya,
seperti yang pernah dikatakan oleh Soekarno “Seribu orang tua hanya dapat
bermimpi, satu orang pemuda dapat merubah dunia”. Oleh sebab itu, mahasiswa
sangat berperan penting di era milenial saat ini.
Mahasiswa sebagai pilar dari kaum muda sekaligus
generasi pencetus harus menaruh perhatian lebih terhadap kondisi yang terjadi
saat ini sebagai agen perubahan/Agent of Change, penjaga nilai/Guardian of Value, kontrol social/Social Control, kekuatan moral/Moral Force dan penerus bangsa/Iron Stock.
Agen Perubahan
Sebagai agen perubahan, mahasiswa milenial diminta
bangkit dari tidur panjangnya untuk membakar kembali semangat mudanya dalam
membangun bangsa.
Mahasiswa merupakan garda terdepan perubahahan
terhadap isu-isu sosial dan kebijakan pemerintah dimana juga mahasiswa
diharapkan mampu menyampaikan aspirasi, memberikan pendapat dan pertimbangan
solusi untuk memperbaiki kondisi sosial politik saat ini.
Peran mahasiswa dalam masyarakat dikenal sebagai
agent of change (agen perubahan). Mahasiswa merupakan penggerak perubahan ke
arah yang lebih baik. Melalui pengetahuan, ide, dan keterampilan yang
dimilikinya, mahasiswa bisa menjadi lokomotif kemajuan.
Peran mahasiswa milenial juga memiliki andil untuk
membawa upaya-upaya perubahan ke arah yang lebih baik. Perubahan tersebut dapat
diupayakan dengan bermodal pengetahuan, keterampilan, maupun gagasan-gagasan
yang kreatif.
Upaya yang dilakukan tersebut tak hanya terbatas
pada perihal sosial politik, dibidang ekonomi pun perlu dilakukan upaya
perubahan agar kehidupan masyarakat lebih makmur dan sejahtera.
Sikap sebagai agen perubahan memiliki visi misi
yang jernih, gigih mencapai target, memiliki sikap kritis dan analitis,
memiliki pengetahuan kepemimpinan dan bisa menjadi contoh, serta memiliki
‘trust’ yang kuat di hadapan orang-orang yang ada di sekitarnya.
Mahasiswa dengan segala karakter ‘milenialnya’
tetap dituntut memiliki kriteria seperti di atas jika ingin melakukan perubahan
kehidupan sosial dan masyarakat, terlebih yang terkait dengan kehidupan
bernegara.
Penjaga Nilai
Mahasiswa milenial berperan sebagai Guardian of value atau penjaga
nilai-nilai kemasyarakatan. Mahasiswa yang menyandang identitas kewarganegaraan
bangsa Indonesia harus mampu menjaga dan melestarikan nilai-nilai yang terdapat
dalam tubuh indonesia itu sendiri,
Seperti menjunjung tinggi nilai cinta tanah air,
menjaga kearifan lokal, adat istiadat serta melestarikan sumber daya alam.
Dan
hal itu dapat dipraktikan mulai dari hal-hal yang paling sederhana yaitu dengan
mencintai produk-produk buatan dalam negeri, membanggakan keragaman budaya yang
dimiliki Indonesia, hingga sampai kepada sikap tidak terpengaruh dengan praktik
westernisasi yang kebarat-baratan yang dapat melunturkan jati diri seorang mahasiswa
sebagai bangsa Indonesia.
Nilai luhur dan mulia perlu selalu dilindungi.
Mahasiswa berada di garda terdepan untuk menjaga nilai-nilai baik seperti
kejujuran, gotong-royong, empati, dan keadilan. Saat nilai- nilai luhur itu
diguncang, mahasiswa akan bergerak untuk melindunginya.
Kontrol Sosial.
Mahasiswa milenial berperan sebagai social control harus
memiliki kepedulian sosial yang tinggi. Sebagai sosial control mahasiswa
milenial perlu mengamati perubahan yang terjadi di lingkungan masyarakat dan
memberikan solusi untuk menyelesaikan jika terjadi suatu masalah.
Di zaman seperti saat ini, mahasiswa milenial
dituntut kritis dan peka terhadap lingkungannya selalu mengerti dengan hal apa
yang terjadi dalam masyarakat.
Sebagai mahasiswa harus sadar bahwa di kampus bukan
hanya untuk menimba ilmu, tetapi mahasiswa juga harus berfikir bisa memberikan
sesuatu hal yang lebih bermanfaat untuk kampus dan lingkungan masyarakat dengan
turut ikut andil dalam melakukan kegiatan sosial dan perubahan lingkungan yang
lebih baik.
Mahasiswa milenial perlu bersikap kritis terhadap
apa yang terjadi di masyarakat atau pun pemerintahan. Mahasiswa harus berjiwa
peduli sosial dan bergerak untuk berkontribusi.
Semisal jika terjadi konflik
politik pada pemerintahan dan yang bertentangan dengan undang-undang dan
merugikan masyarakat, maka peran mahasiswa sebagai social control dapat
diwujudkan dengan tindakan seperti demonstrasi dengan tetap bertanggungjawab.
Kritis terhadap kebijakan yang di buat oleh
pemerintah hanyalah bagian terkecil dari peran mahasiswa sebagai social
control.
Peran mahasiswa sebagai social control juga dapat di lakukan dengan
membuat program-program kegiatan edukasi kepada masyarakat baik secara luas
maupun terbatas di lingkungan masyarakat.
Mahasiswa yang memiliki andil sebagai pemegang
kontrol dalam kehidupan sosial masyarakat tidak hanya berperan sebagai pemberi
kritik dan saran terhadap berbagai permasalahan yang ada dalam masyarakat,
melainkan mahasiswa juga diperlukan untuk menjadi jembatan solutif bagi
masyarakat melalui ide kreatif dan inovatif. Sehingga kehidupan bernegara yang
adil dan makmur dapat terwujudkan dalam kehidupan masyarakat.
Kekuatan Moral
Mahasiswa milenial sebagai “Moral Force” berperan
sebagai kekuatan moral. Gelar Moral Force ini diberikan kepada kita sebagai
mahasiswa oleh masyarakat, sebab kitalah yang akan menjadi kekuatan moral untuk
negeri.
Mahasiswa harus memiliki acuan dasar dalam
berperilaku. Acuan dasar itu adalah tingkah laku, perkataan, cara berpakaiaan,
cara bersikap dan sebagainya yang berhubungan dengan moral yang baik. Semua
acuan itu harus kita perbaiki agar kita memiliki moral yang baik, bukannya
moral yang buruk.
Disinilah kita dituntut untuk keintelektualan kita
dalam kekuatan moral kita di kalangan masyarakat. Maka dari itu kita tunjukkan
kepada masyarakat bahwa kita adalah mahasiswa-mahasiswa yang memiliki moral
yang baik.
Mahasiswa adalah kaum intelektual. Sebagai kaum
intelektual, perihal kecerdasan bukanlah satu-satunya yang dituntut. Ada hal
yang paling prinsipal dan diutamakan, yaitu tentang bagaimana bertingkah laku,
bermoral, dan bertata krama.
Oleh karena itu, mahasiswa sebagai penyandang
status kaum intelektual haruslah mengedepankan norma sosial yang agar dapat
menjadi teladan dalam masyarakat.
Penerus Bangsa
Mahasiswa adalah orang yang menempuh pendidikan di
perguruan tinggi, yang dianggap sebagai kaum terdidik dan intelektual bagi
masyarakat. Tentunya, mahasiswa memiliki tanggung jawab dan amanah yang besar
terhadap masyarakat di sekitar, karena mahasiswa adalah bagian dari masyarakat.
Sebagai mahasiswa milenial yang memiliki kemampuan
dalam berbagai bidang keilmuan, maka tidak pantas baginya mementingkan diri sendiri
tanpa berkontribusi terhadap bangsa dan negara. Mahasiswa
milenial berperan sebagai iron stock atau penerus bangsa. Mahasiswa adalah penerus bangsa.
Di pundak mahasiswa masa depan bangsa Indonesia
ditentukan. Mahasiswa berkualitas baik, maka diharapkan masa depan bangsa pun
akan lebih maju. Sebagai penerus bangsa yang memiliki tingkat intelektual,
mahasiswa harus berada di garda terdepan dalam memberikan perubahan yang berarti,
terhadap kemajuan Indonesia.
Tentunya perubahan yang dimaksud adalah perubahan
yang positif. Lebih jelasnya, mahasiswa sebagai penerus bangsa mempunyai arti
bahwa mahasiswa sebagai aset, harapan, juga penerus bagi bangsa di masa depan.
Mahasiswa sebagai iron
stock sudah seharusnya mempersiapkan diri sebagai garda
terdepan untuk melakukan perubahan, dengan cara meningkatkan kualitas juga
menambah pengetahuan. Pengetahuan yang meski ditingkatkan termasuk segi keprofesian
ataupun kemasyarakatan.
Mahasiswa merupakan aset paling berharga yang
dimiliki oleh negara. Bagaimana nasib bangsa di masa kemudiannya bergantung
pada kualitas mahasiswa yang dimiliki oleh suatu bangsa.
Oleh karena itu mahasiswa dituntut untuk terus
memperkaya wawasan dan meng-upgrade citra diri agar peradaban bangsa dapat
bergerak kearah yang lebih maju. Dengan mempersiapkan hal itu, tentunya
mahasiswa akan mampu dan bisa menjadi generasi penerus sesuai dengan harapan
bangsa.
Diharapkan mahasiswa milenial dapat meningkatkan
dan menggali lebih giat lagi pengetahuan yang nantinya akan berguna bagi nusa
dan bangsa dan akan berguna bagi perkembangan zaman yang semakin meningkat
disetiap tahunnya.
Mahasiswa milenial harus lebih fokus dalam
mempelajari era digital yang berkembang pesat sekarang ini dan harus mampu
bersaing secara kompeten dengan yang lainnya.
Mahasiswa milenial juga diharapkan dapat memberikan
dampak positif terhadap perkembangan teknologi pada masa kini dan akan datang
dengan salah satunya cara harus lebih rajin mencoba dan mencari cara baru untuk
mengembangkan teknologi yang sudah ada maupun menciptakan teknologi baru yang
berguna bagi perkembangan peradaban bangsa.
Mahasiswa milenial harus berperan aktif dalam
banyak hal, teknologi yang selalu hadir setiap waktu memberikan kemudahan dalam
interaksi sosial dan mengadopsi pengetahuan secara real time.
Globalisasi menghadirkan modernisasi, kecanggihan
teknologi di zaman milenial turut memberikan perubahan yang signifikan bagi
kehidupan masyarakat sosial yang sekarang ini menjalani kehidupan serba praktis
dan efisien.
Kini saatnya, mahasiswa milenial harus memiliki
kemauan untuk bangun dari mimpinya. Peradaban bangsa ini tidak sedang menunggu
waktu tetapi sedang berpacu dengan waktu.
Persaingan terbuka antar intas negara sudah
berlangsung dan mahasiswa milenial (kaum intelektual) harus bisa menjadi tameng
untuk negeri sendiri demi peradaban bangsa yang lebih baik ke depannya dan
mampu untuk mengaktualisasikan jati diri di mata dunia.
Agar perjuangan yang dirangkai mulai dari teriakan
kata “merdeka” dari semangat juang para pendiri bangsa sampai memasuki gerbang
reformasi tidak hanya sebagai catatan sejarah.
Justru dari perjuangan-perjuangan yang telah dilalui itu adalah awal
dari peradaban bangsa baru yang harus terus diperjuangkan.
Editor: Adimas Gesang
COMMENTS