Pentingnya Memahami Sexsual Consent, Kamu Bebas Berkata Ya dan Tidak

Ilustrasi oleh Penulis Opini, SetaraNews.com - Hubungan Seksual mungkin sudah tidak menjadi hal yang tabu lagi bagi masyarakat Indonesia, t...

Ilustrasi oleh Penulis

Opini, SetaraNews.com - Hubungan Seksual mungkin sudah tidak menjadi hal yang tabu lagi bagi masyarakat Indonesia, terlebih bagi orang-orang yang sudah berkeluarga atau mempunyai pasangan hidup yang sah dan sudah mendapatkan legalitas dari negara dan lembaga terkait yang menangani soal pernikahan.

Dalam hubungan seksual pastilah melibatkan lebih dari satu orang, pada umumnya dilakukan oleh laki-laki dan perempuan atau beberapa pihak yang memiliki hasrat untuk melakukan hubungan seksual (bersenggama pada umumnya) dan atas dasar kesadaran bersama dan atas dasar persetujuan (Consent) satu sama lain tanpa adanya pemaksaan atau kekerasan sedikitpun.

Sebelum melakukan hubungan seksual, pastikan dari masing-masing pihak yang terkait memenuhi consent atau konsensual (Sexual Consent), dikutip dari salah satu publikasi CNN Indonesia yang berjudul “Memahami ‘Consent’ Sebelum Berhubungan Seksual” menjelaskan bahwa: “Consent adalah persetujuan keterlibatan diri dalam situasi atau aktivitas seksual, Consent harus dimiliki dari semua pihak yang terlibat, bahkan antara suami dan istri”.

Betapa pentingnya edukasi ataupun pemahaman Sexual Consent ini bagi kita semua (masyarakat Indonesia), banyaknya kasus kekerasan maupun pelecehan yang terjadi dilingkungan masyarakat adalah salah satu akibat dari minimnya pengetahuan masyarakat kita mengenai Sexual Consent, penulis pun menyadari pengetahuan saya terkait Sexual Consent masih sangat terbatas, namun disini saya tidak berniat menggurui, tapi hanya sedikit berbagi secubis pengetahuan saya mengenai Sexsual Concent, karena seperti yang kita tau, hampir diseluruh penjuru Indonesia pasti ada atau pernah terjadi apa yang disebut dengan kasus atau peristiwa kekerasan maupun pelecehan seksual, bahkan terjadi pada lingkungan pendidikan atau instansi pendidikan, hal ini sangat mencerminkan bahwa betapa bobroknya mental, dan moral para pelaku, dan tentu saja menggambarkan bahwa mereka tidak memiliki pengetahuan yang cukup atau bahkan sama sekali tidak mengetahui mengenai Sexual Consent.

Seperti yang dikatakan oleh salah satu creator youtube yaitu Nessie Judge dalam salah satu video dikanal youtube pribadinya yang berjduul “RAPE & INDONESIA | Sexsual Consent (17+)”, dia mengatakan sekaligus menganalogikan mengenai Sexual Consent, menurutnya “semua orang punya hak untuk mengatakan ya dan tidak untuk melakukan hubungan seksual. Dalam sexual consent, ada beberapa 'rambu-rambu persetujuan' di mana setiap poinnya ada artinya.”

Minimnya pemahaman terhadap Sexual Consent sendiri dapat menyebabkan sesat fikir dalam melakukan hubungan seksual, sehingga dapat menyebabkan terjadinya tindakan kekerasan maupun pelecehan seksual yang jelas hal tersebut adalah suatu tindakan yang tercela dan sama sekali tidak menunjukan nilai-nilai kesetaraan apa lagi kemanusiaan.

Sebenarnya pemahaman terhadap makna dari Sexual Consent sendiri amatlah luas, namun seperti yang dikatakan penulis sebelumnya, bahwa memang penulis masih sangat minim pemahamannya mengenai Sexual Consent, dan saya mengatakan hal seperti itu bukan ingin merendah untuk meninggoy ya, tetapi memang kenyataannya saya masih harus banyak belajar mengenai hal tersebut, barang kali tulisan sederhana ini bisa dijadikan salah satu bahan bacaan ringan bagi teman-teman pembaca setaranews yang budiman dan dirahmati Allah Swt, agar lebih bisa menghargai lawan jenis maupun pasangannya, dan orang-orang disekitar kalian terkait aktivitas seksual.

Namun…adanya legalitas diberikan oleh negara atas pernikahan, bukanlah menjadi alasan bagi kita dan siapapun itu yang merasa sebagai seorang manusia atau menurut teman filsuf saya, KI Ageng Gareng itu dimaknai sebagai Manunggal Ing Rasa (Manungsa), untuk melakukan tindakan kekerasan maupun, ataupun, bahkan, tindakan pelecahan seksual terhadap orang lain, apa lagi bagi kalian yang melakukan hubungan seksual yang illegal menurut agama dan peraturan yang berlaku dinegara kita ini, walaupun hal tersebut (hubungan seksual) adalah hak kita sebagai individu yang merdeka.

Namun perlu digaris bawahi ya teman-temanku yang saya hormati dan saya sayangi, hadirnya Negara pun sangat diperlukan bagi orang-orang yang mendapati perlakuan atau tindakan seperti kekerasan maupun pelecehan seksual dilingkungan masyarakat, terlebih lingkungan pendidikan karena disitu seharusnya menjadi tempat bagi orang-orang yang memiliki pengetahuan yang luas serta moral yang baik, untuk itu harus ada peraturan atau undang-undang yang memberikan kepastian dan kejelasan dalam menangani permasalahan-permasalahan seperti itu, adanya kepastian terlindunginya privasi, atau identitas, terlindunginya psikologi bagi pihak-pihak yang mendapati perlakukan tercela itu, dan stigma lingkungan sekitar yang tidak memandang dengan persepektif yang negative, karena banyak sekali, saya ulangi banyak… se…ka..li, kasus-kasus mengenai kekerasan maupun pelecahan seksual yang tak terdengar dipermukaan, karena tidak ada yang bisa menjamin keamanan mereka dalam segi apapun ketika mereka bersuara.

Lagipun, pemerintah harus hadir untuk mengedukasi masyarakat dan merubah stigma kasus-kasus seperti yang berulang kali disebutkan dalam paragraph sebelumnya, karena bahkan instansi pendidikan saja tidak optimal, bahkan mereka hanya memberikan edukasi dari sudut pandang yang sempit, terbukti dari realitas yang ada menunjukan bahwa masih banyak kejahatan-kejahatan (kekerasan seksual dan pelecehan seksual) yang terjadi dilingkungan pendidikan, hal ini menunjukan bahwa nafsu dan kebodohan masih lebih Nampak daripada Moral dan Kemanusiaan.

 

Penulis: Adimas Gesang